Berikut ini saya rangkum 12 jenis bisnis yang umum
dijalankan di Indonesia berdasarkan pengalaman saya mendampingi lebih dari 200
pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
![]() |
Bisnis |
1. Bisnis Perdagangan: Jantung Perekonomian UMKM
Jenis bisnis ini paling banyak digeluti, baik di pasar
tradisional, toko kelontong, hingga e-commerce. Dalam praktiknya, model
perdagangan terbagi dua: retail dan grosir.
Contoh konkret:
Klien kami di Purbalingga mengembangkan toko sembako online via WhatsApp dan
Tokopedia. Dengan sistem pre-order, dia bisa meminimalkan stok dan risiko
kerugian. Pendampingan kami fokus pada digitalisasi inventaris dan pencatatan
sederhana.
2. Bisnis Jasa: Bertumbuh Seiring Era Digital
Bidang jasa meliputi layanan langsung kepada konsumen
seperti salon, bengkel, laundry, sampai jasa konsultasi. Di era digital, banyak
pelaku jasa mulai go online: membuat akun Google Bisnisku, hingga promosi di
Instagram.
Contoh lapangan:
Seorang klien kami di Kebumen membuka jasa rias pengantin. Setelah dibantu
membuat konten tutorial di TikTok, pemesanan meningkat 3x lipat selama musim
pernikahan.
3. Bisnis Kuliner: Kategori dengan Kompetisi Ketat
Kuliner memang tidak ada matinya. Namun, sukses di bidang
ini tidak cukup dengan rasa enak. Diferensiasi, pengemasan, dan kecepatan
pelayanan sangat menentukan.
Catatan penting:
Beberapa peserta pelatihan kami gagal bertahan lebih dari 1 tahun karena tidak
menghitung HPP secara akurat dan overproduksi. Di sisi lain, usaha mie ayam
kaki lima yang kami damping di Magelang justru sukses karena konsisten dan
fokus pada segmen pekerja kantoran.
![]() |
Bisnis |
4. Bisnis Kreatif: Potensi Besar dari Daerah
Industri kreatif mencakup kerajinan tangan, desain grafis,
seni lukis, hingga konten digital. Banyak pelaku bisnis muda memanfaatkan
TikTok atau Shopee Live untuk memasarkan produk seperti gantungan kunci resin,
totebag handmade, dan digital template.
Salah satu dampingan kami di Yogyakarta sukses menjual
kalender digital via Etsy ke pasar AS dan Eropa hanya bermodal Canva dan riset
tren di Pinterest.
5. Bisnis Pertanian: Modernisasi Lewat Digitalisasi
Bisnis pertanian tak hanya soal bercocok tanam, tapi juga
pemasaran hasil tani. Beberapa komunitas tani mitra kami sudah mulai menjual
sayuran segar langsung ke konsumen lewat aplikasi seperti TaniHub.
Selain itu, muncul juga agripreneur muda yang menjual bibit,
pupuk organik, dan konsultasi via WhatsApp dan webinar Zoom.
6. Bisnis Peternakan: Konsisten Menjaga Kualitas
Dari pengalaman kami, tantangan utama di sektor ini adalah
menjaga konsistensi produk dan kesehatan ternak. Salah satu klien kami
mengelola ternak ayam petelur di Blitar. Dengan bantuan pencatatan harian dan
penjadwalan vaksin, produksi meningkat dan lebih stabil.
Mereka juga bekerja sama dengan reseller lokal untuk
distribusi telur segar.
7. Bisnis Perikanan: Dari Kolam ke Konsumen
Jenis bisnis ini sering terpinggirkan, padahal margin-nya
besar jika dikelola dengan baik. Misalnya, salah satu pelaku usaha ikan gurame
di Cilacap yang kami dampingi, mengembangkan kemitraan dengan pemilik rumah
makan dan hotel.
Dia juga memanfaatkan Google Maps untuk menampilkan lokasi
kolamnya sehingga pelanggan bisa langsung berkunjung atau pesan online.
8. Bisnis Konstruksi dan Renovasi
Meski bersifat proyek dan musiman, bisnis ini stabil karena
selalu ada kebutuhan renovasi rumah, bangunan usaha, atau fasilitas umum.
Beberapa rekan kami sukses membangun usaha jasa bangun rumah
berbasis syariah, dengan tambahan layanan desain 3D. Mereka aktif membagikan
testimoni di media sosial, yang meningkatkan kepercayaan calon klien.
9. Bisnis Pendidikan dan Pelatihan
Kategori ini semakin relevan setelah pandemi. Banyak tutor
dan pelatih vokasi mendirikan kelas online, dari pelajaran sekolah hingga
pelatihan barista.
Salah satu UMKM dampingan kami membuka kursus menjahit
daring dan berhasil menjaring peserta dari luar negeri via platform seperti
Skillshare dan YouTube.
![]() |
Bisnis |
10. Bisnis Teknologi: Startup & Solopreneur
Bisnis berbasis aplikasi dan digital tools tumbuh pesat. Tak
selalu harus besar—bahkan solopreneur yang membuat plugin WordPress atau script
Python bisa berpenghasilan tetap.
Saya pernah mendampingi seorang lulusan SMK yang menjual
jasa pembuatan landing page via Fiverr, dengan klien dari Australia dan Jerman.
11. Bisnis Keuangan dan Investasi Mikro
Kategori ini meliputi koperasi digital, arisan online,
hingga pelatihan literasi keuangan. Salah satu komunitas binaan kami
menjalankan koperasi simpan pinjam berbasis syariah untuk pelaku usaha
mikro di Banyumas, dengan manajemen berbasis aplikasi Android.
Mereka juga rutin mengadakan kelas edukasi cash flow
bulanan.
12. Bisnis Sosial: Usaha Berbasis Misi
Satu jenis usaha yang jarang dibahas adalah social
enterprise—bisnis yang bertujuan menyelesaikan masalah sosial. Contohnya: usaha
sabun ramah lingkungan oleh komunitas difabel atau pelatihan kerja untuk mantan
narapidana.
Dampak sosial menjadi nilai jual utama dan kerap menarik
perhatian media, NGO, bahkan investor berdampak (impact investor).
Penutup dari Praktisi: Pilih yang Sesuai Karakter, Bukan
Tren
Menjalankan bisnis bukan soal ikut-ikutan, tapi tentang bagaimana
kamu bisa berkomitmen dan terus belajar. Setiap bidang memiliki tantangan dan
peluang. Yang terpenting adalah kamu tahu apa kekuatanmu dan bisa menyusun
strategi yang berkelanjutan. Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman
langsung mendampingi pelaku usaha di lapangan, bukan hanya hasil riset online.