vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

12 Jenis Bisnis Paling Relevan di Indonesia Berdasarkan Pengalaman Langsung di Lapangan

Bisnisoo.com - Dalam lebih dari 8 tahun terjun langsung membimbing pelaku usaha kecil dan menengah di berbagai kota seperti Yogyakarta, Bandung, dan Makassar, saya telah menyaksikan bagaimana ragam jenis bisnis tumbuh dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman. Artikel ini akan membahas macam-macam bisnis di Indonesia tidak hanya berdasarkan teori, tetapi juga berdasarkan pengalaman pribadi dan wawasan dari pelaku usaha lapangan.







1. Bisnis Kuliner Tradisional dan Modern

Sebagai mentor UMKM, saya pernah mendampingi pelaku usaha di Wonosobo yang mengembangkan "mie ongklok instan" menjadi oleh-oleh khas daerah. Bisnis kuliner seperti ini tetap eksis karena dekat dengan budaya dan selera lokal. Di sisi lain, bisnis F&B modern seperti kopi susu literan, cloud kitchen, dan frozen food berbasis GoFood Kitchen juga tumbuh pesat sejak pandemi.

2. Bisnis Fashion dan Konveksi Lokal

Industri fashion di Indonesia sangat adaptif. Salah satu mitra saya, produsen kaos dakwah lokal di Garut, berhasil menjual ribuan produk tiap bulan hanya melalui TikTok Shop. Ini membuktikan bahwa bisnis fashion, termasuk konveksi rumahan, sangat prospektif selama ada diferensiasi produk dan pemahaman tren.

3. Bisnis Agrobisnis dan Hortikultura

Saya sendiri pernah membantu pelatihan digitalisasi petani hidroponik di Sleman. Mereka menjual sayuran segar via Instagram dan Shopee dengan sistem langganan mingguan. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bisa dikemas modern, selama ada edukasi dan pendekatan pasar digital.

4. Bisnis Jasa Keuangan dan Investasi Mikro

Maraknya fintech membuat banyak masyarakat mulai membuka usaha berbasis jasa keuangan, seperti mitra PPOB, jasa top up e-wallet, atau bahkan edukasi investasi saham dan kripto. Salah satu peserta pelatihan saya yang dulunya sales asuransi kini sukses mengelola komunitas belajar reksadana di Telegram.

5. Bisnis Kreatif Digital: Desain, Konten, dan Branding

Indonesia dipenuhi talenta desain dan kreator konten. Bisnis desain logo, social media management, dan copywriting banyak bermunculan di kota-kota pelajar. Bahkan, rekan saya di Malang bisa menghasilkan omzet 30 juta/bulan hanya dari mengelola konten TikTok milik UMKM.


6. Bisnis Edukasi dan Kursus Online

Saya pribadi pernah menjadi pembicara di lebih dari 40 webinar UMKM, dan tren e-learning jelas meningkat. Banyak pengusaha kini membuka kursus online, baik formal (bahasa Inggris, coding) maupun informal (menghias kue, mengelola warung digital). Modal awalnya kecil, tapi value-nya tinggi.

7. Bisnis Kecantikan dan Personal Care

Mitra binaan saya di Kebumen memulai usaha masker wajah berbahan bengkoang yang sekarang sudah punya PIRT dan omzet stabil. Produk personal care lokal makin diminati karena semakin banyak yang sadar pentingnya perawatan berbasis bahan alami dan harga terjangkau.

8. Bisnis Properti Mikro dan Kos-kosan

Meskipun terlihat mahal, properti bisa dimulai secara mikro. Saya kenal seorang guru honorer yang mengubah bagian rumahnya menjadi kos eksklusif 3 kamar dengan sistem sewa bulanan via Airbnb. Ini membuktikan bahwa bisnis properti tidak melulu soal modal besar.

9. Bisnis Otomotif dan Perawatan Kendaraan

Salah satu alumni pelatihan saya membuka bengkel motor khusus servis injeksi dan tune-up, dengan layanan jemput bola. Mereka memanfaatkan WhatsApp Business dan Google Maps untuk promosi, dan terbukti efektif menjangkau pelanggan urban yang butuh cepat dan praktis.

10. Bisnis Digital Produk: Template, eBook, dan Plugin

Di era digital, banyak pelaku bisnis menjual produk tak berwujud seperti eBook parenting, template invoice, atau plugin WordPress. Saya sendiri pernah menjual eBook strategi digital marketing melalui landing page sederhana, dan hasilnya cukup menjanjikan meski sekali buat.

11. Bisnis Franchise dan Kemitraan

Banyak pelaku UMKM memilih model kemitraan seperti franchise minuman atau makanan ringan. Namun, dari pendampingan saya, saya menyarankan untuk berhati-hati membaca legalitas dan sistem dukungan bisnis. Franchise yang baik akan menyertakan pelatihan, SOP lengkap, dan margin yang realistis.

12. Bisnis Ramah Lingkungan: Daur Ulang dan Eco Product

Kesadaran akan lingkungan makin tinggi. Saya pernah berkunjung ke sebuah bisnis kreatif di Jogja yang mengolah sampah plastik menjadi paving block dan furnitur outdoor. Produk seperti sedotan stainless, sabun tanpa kemasan, dan tote bag daur ulang makin digemari generasi Z.