![]() |
Bisnis Kuliner |
1. Mengapa Bisnis Kuliner Tetap Menjanjikan?
Industri makanan tidak pernah kehilangan peminatnya. Di saat
sektor lain naik-turun, permintaan akan makanan terus ada — baik untuk
kebutuhan pokok maupun gaya hidup.
Menurut riset Statista, sektor kuliner rumahan tumbuh
sebesar 18% pada 2024 di Indonesia. Terlebih dengan kehadiran platform seperti
GoFood, ShopeeFood, dan TikTok Shop, pengusaha makanan kini memiliki banyak
kanal untuk memasarkan produknya tanpa membuka gerai fisik.
👉 Baca juga: Bisnis kuliner masih menjadi
sektor dengan pertumbuhan cepat di era digital.
2. Studi Kasus Nyata: Dina, Sambal dari Dapur Rumah
Mari kita simak pengalaman Dina, seorang ibu rumah tangga
dari Malang. Ia memulai bisnis sambal kemasan dari dapur rumahnya pada awal
2023. Dengan modal Rp500.000, ia membeli bahan baku cabai, kemasan plastik zip,
dan stiker sederhana untuk label.
Langkah awal Dina:
- Menjual
melalui WhatsApp dan grup arisan
- Membuat
testimoni dari tetangga yang mencicipi produknya
- Menawarkan
sistem pre-order (PO) untuk menghindari kerugian
Dalam 3 bulan pertama, Dina berhasil menjual lebih
dari 150 pack per bulan. Dengan bantuan anaknya yang aktif di media sosial,
kini sambalnya sudah dipasarkan ke 5 kota di Jawa Timur.
“Yang penting bukan modal besar, tapi berani mulai dan
belajar dari pelanggan pertama,” kata Dina.
3. Riset Pasar: Jangan Menjual Apa yang Kamu Suka Saja
Banyak calon pengusaha gagal karena menjual makanan favorit
pribadi, bukan berdasarkan kebutuhan pasar.
✅ Langkah konkret:
- Cek
tren makanan di Tokopedia, Shopee, TikTok
- Amati
makanan yang sering dibahas di komunitas lokal (Facebook, WhatsApp Group)
- Lihat
apa yang belum banyak dijual di sekitarmu
Misalnya, jika banyak yang jual ayam geprek, mungkin kamu bisa coba menu side dish seperti sambal homemade, es kopi susu lokal, atau rice bowl praktis.
![]() |
Bisnis Kuliner |
4. Modal dan Peralatan: Mulai dari Skala Rumah Tangga
Tidak semua bisnis kuliner butuh alat mahal. Berikut adalah
contoh kebutuhan dasar untuk memulai bisnis rice bowl atau makanan sambal:
Kebutuhan |
Biaya Perkiraan |
Kompor gas |
Rp250.000 |
Wajan & spatula |
Rp100.000 |
Bahan baku awal |
Rp300.000 |
Kemasan + label |
Rp150.000 |
Total |
Rp800.000 |
Kamu bisa memulai dengan sistem pre-order agar tidak
perlu stok terlalu banyak.
5. Menentukan Brand dan Nama Produk
Nama yang mudah diingat bisa membantu meningkatkan repeat
order. Gunakan nama yang menggugah selera dan mudah diketik.
Contoh:
- Sambal
“Cah Cumi”
- Ayam
Geprek “Tepok Sambal”
- Es
Kopi “Ngopi Dulu Lah”
Buat juga akun media sosial yang konsisten dari awal. Logo
bisa dibuat gratis di Canva. Jangan tunggu sempurna — yang penting mulai dulu.
6. Strategi Penjualan: Gunakan Channel Digital
Meskipun kamu jualan dari rumah, target pembelimu bisa lebih
luas dengan platform berikut:
- Instagram
+ TikTok: Untuk visual produk dan testimoni
- WhatsApp
Bisnis: Untuk katalog dan fast response
- Marketplace
GoFood / ShopeeFood: Untuk memperluas jangkauan lokal
Kamu juga bisa ikut bazar UMKM lokal atau kolaborasi dengan
warung kopi.
7. Jaga Kualitas dan Minta Feedback
Dalam 10 pelanggan pertamamu, anggap mereka adalah partner
evaluasi. Jangan takut minta saran:
“Kak, ada saran soal rasa atau kemasannya? Semua masukan
bakal saya perbaiki 🙏”
Dengan begitu, kamu dapat memperbaiki produk lebih cepat dan
membangun kepercayaan pelanggan.
8. Pertimbangkan Legalitas Sederhana
Setelah bisnis mulai stabil (misalnya 3 bulan atau omzet di
atas Rp5 juta/bulan), kamu bisa mulai urus:
- NIB
(Nomor Induk Berusaha) – Gratis di OSS
- PIRT
(Produk Industri Rumah Tangga) – Untuk legalitas makanan
- Sertifikat
Halal (opsional) – Terutama jika produkmu berbahan sensitif
Ini semua bukan hanya untuk formalitas, tapi juga membuka peluang kerjasama dengan restoran, reseller, hingga marketplace besar.
![]() |
Bisnis Kuliner |
9. Tips Promosi yang Efektif di 2025
- Tawarkan
diskon untuk 10 pembeli pertama
- Buat
konten video singkat (60 detik) proses masak atau review pelanggan
- Kolaborasi
dengan teman/influencer lokal
- Posting
rutin setiap hari di Instagram Story atau TikTok
Konsistensi lebih penting daripada teknik sempurna. Asal
kamu terus muncul, pelanggan akan mulai penasaran dan mencoba.
Jangan tunggu waktu “sempurna”. Mulai dari dapur rumah, uji
coba resep, dan bangun perlahan. Jika kamu serius, bisnis kuliner bisa
menjadi sumber penghasilan utama — bahkan tanpa modal besar.
Dan seperti yang dilakukan Dina, kamu juga bisa memulai hari
ini. Semoga artikel ini bisa menjadi panduan nyata untuk kamu yang ingin bangun
bisnis dari nol di era digital 2025.
🔗 Temukan inspirasi lain
seputar bisnis kuliner di
Bisnisoo.com.