Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai model bisnis e-commerce, lengkap dengan contoh nyata di Indonesia, serta panduan strategi untuk memilih yang paling sesuai.
1. B2C (Business to Consumer)
Model B2C adalah model yang paling umum digunakan
dalam dunia e-commerce. Dalam model ini, bisnis menjual produk atau layanan
langsung kepada konsumen akhir.
Contoh di Indonesia: Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak
adalah contoh platform B2C terbesar. Para pelaku usaha, baik UMKM maupun brand
besar, menjual produknya ke pelanggan melalui marketplace ini.
Keunggulan:
- Mudah
memulai melalui platform yang sudah tersedia
- Basis
pengguna besar dan siap beli
- Cocok
untuk produk retail atau kebutuhan sehari-hari
2. C2C (Consumer to Consumer)
Model ini mempertemukan konsumen yang ingin menjual produk
langsung kepada konsumen lainnya, biasanya melalui platform pihak ketiga.
Contoh di Indonesia:
- OLX:
Platform iklan baris online untuk jual beli barang bekas
- Carousell:
Marketplace khusus jual beli barang second hand
Keunggulan:
- Biaya
rendah
- Pasar
fleksibel untuk produk unik atau bekas
- Peluang
besar untuk bisnis preloved atau niche
3. B2B (Business to Business)
Model B2B menghubungkan satu bisnis dengan bisnis
lainnya. Biasanya melibatkan transaksi besar, seperti pembelian dalam jumlah
grosir atau layanan antar perusahaan.
Contoh di Indonesia:
- Ralali:
Platform e-commerce B2B untuk produk industri dan komersial
- Mbiz:
Solusi pengadaan barang/jasa untuk korporat
Keunggulan:
- Nilai
transaksi tinggi
- Kebutuhan
berulang dari klien
- Hubungan
bisnis jangka panjang
4. C2B (Consumer to Business)
Dalam model ini, individu menawarkan produk atau jasanya
kepada perusahaan. Biasanya berlaku di industri kreatif atau layanan
profesional.
Contoh di Indonesia:
- Sribu:
Marketplace jasa desain grafis
- Projects.co.id:
Platform freelance lokal yang menghubungkan profesional dengan klien
bisnis
Keunggulan:
- Cocok
untuk freelancer dan profesional
- Permintaan
dari berbagai industri
- Potensi
pendapatan tinggi dengan keahlian khusus
5. D2C (Direct to Consumer)
Model D2C memungkinkan brand menjual langsung kepada
pelanggan tanpa melalui distributor atau marketplace.
Contoh sukses:
- Erigo:
Brand fashion lokal yang sukses melalui strategi penjualan langsung via
e-commerce dan media sosial
- Brodo:
Brand sepatu lokal yang mengembangkan platform jualan sendiri
Keunggulan:
- Kontrol
penuh atas branding dan customer experience
- Margin
keuntungan lebih besar
- Hubungan
langsung dengan pelanggan
![]() |
sektor |
6. G2C dan B2G (Government to Citizen / Business to
Government)
Model ini mungkin kurang populer dalam konteks e-commerce
umum, tetapi sangat penting dalam layanan digital pemerintahan atau pengadaan
publik.
Contoh:
- Lapor.go.id
(G2C): Platform aduan masyarakat ke instansi pemerintah
- LPSE
(B2G): Layanan pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik
Keunggulan:
- Stabilitas
dalam kerjasama jangka panjang
- Potensi
proyek besar dari institusi pemerintahan
Bagaimana Memilih Model Bisnis e-Commerce yang Tepat?
Memilih model bisnis yang tepat harus didasarkan pada
beberapa faktor:
- Jenis
Produk: Produk digital, jasa, atau barang fisik?
- Target
Pasar: Konsumen langsung, perusahaan, atau institusi publik?
- Kapasitas
Operasional: Apakah Anda memiliki cukup SDM, stok, dan manajemen?
- Strategi
Branding: Ingin kontrol penuh (D2C) atau manfaatkan platform siap
pakai (B2C)?
- Modal
Awal: Model seperti C2C atau D2C bisa lebih hemat biaya untuk memulai.
Kapan Harus Menggunakan Model Hybrid?
Dalam banyak kasus, pengusaha tidak terpaku pada satu model
saja. Misalnya:
- Brand
fashion bisa menggunakan D2C melalui website sendiri, sekaligus B2C
di marketplace seperti Shopee.
- Freelancer
bisa menjual jasanya lewat C2B di platform freelance, lalu
menawarkan kursus mandiri sebagai produk D2C.
Tips Praktis Membangun Bisnis e-Commerce yang Sukses
- Validasi
Ide Bisnis: Lakukan riset pasar sebelum memulai
- Fokus
pada Customer Experience: Pengiriman cepat, layanan ramah, dan
komunikasi terbuka
- Gunakan
Data untuk Skala: Pantau penjualan, pelanggan, dan channel mana yang
paling efektif
- Bangun
Website Sendiri: Meski Anda jualan di marketplace, memiliki website
sendiri memberi kesan profesional dan bisa memperkuat brand
- Belajar
dari Sumber Terpercaya: Untuk insight strategi dan tren terbaru,
kunjungi Bisnisoo.com
untuk informasi lengkap seputar bisnis e commerce dan digital
marketing.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apa model e-commerce terbaik untuk pemula?
Model B2C via marketplace bisa menjadi pilihan awal karena mudah dan cepat
diluncurkan.
Apa beda B2C dan D2C?
B2C menggunakan perantara (marketplace), sedangkan D2C langsung dari brand ke
pelanggan tanpa pihak ketiga.
Bisakah saya menggabungkan dua model?
Tentu, banyak brand sukses menggunakan kombinasi model untuk memperluas
jangkauan pasar.
![]() |
sektor |