![]() |
Bisnis Sektor |
1. B2B (Business to Business)
Model B2B melibatkan transaksi antar pelaku usaha.
Biasanya, bisnis menjual produk atau layanan ke bisnis lain.
Contoh nyata:
- Ralali.com
— platform B2B yang menjual kebutuhan industri dan grosir.
- MBiz
Market — marketplace B2B untuk keperluan kantor dan logistik.
Kelebihan:
- Volume
pesanan besar
- Hubungan
pelanggan jangka panjang
Tantangan:
- Siklus
penjualan lebih panjang
- Negosiasi
harga lebih kompleks
2. B2C (Business to Consumer)
Model B2C adalah yang paling dikenal masyarakat.
Produk dijual langsung oleh bisnis kepada konsumen akhir.
Contoh nyata:
- Tokopedia,
Shopee, Blibli
Kelebihan:
- Proses
transaksi cepat
- Segmentasi
pasar luas
Tantangan:
- Persaingan
tinggi
- Margin bisa tipis jika bersaing harga
![]() |
Bisnis Sektor |
3. C2C (Consumer to Consumer)
Dalam model C2C, individu menjual produk atau layanan
langsung ke individu lain, biasanya lewat platform pihak ketiga.
Contoh nyata:
- OLX,
Carousell, Facebook Marketplace
Kelebihan:
- Modal
kecil
- Cocok
untuk produk bekas atau koleksi
Tantangan:
- Kurangnya
jaminan kualitas
- Risiko
penipuan lebih tinggi
4. C2B (Consumer to Business)
Model C2B memungkinkan individu menawarkan jasa atau
produk ke perusahaan. Biasanya melibatkan freelancer, influencer, atau platform
crowdsourcing.
Contoh nyata:
- Sribulancer,
Projects.co.id, Fiverr
Kelebihan:
- Fleksibel
- Cocok
untuk profesional independen
Tantangan:
- Ketatnya
kompetisi
- Bergantung
pada portofolio dan review
![]() |
Bisnis Sektor |
5. D2C (Direct to Consumer)
D2C memungkinkan brand menjual langsung ke pelanggan
tanpa perantara. Model ini memaksimalkan kontrol merek dan margin keuntungan.
Contoh nyata:
- Erigo,
Sage Footwear, dan banyak brand lokal di Instagram/website pribadi
Kelebihan:
- Kontrol
penuh atas pengalaman pelanggan
- Margin
keuntungan lebih besar
Tantangan:
- Butuh
strategi branding dan distribusi mandiri
- Keterbatasan
jangkauan tanpa marketplace
6. White Label dan Private Label
Model ini memungkinkan bisnis menjual produk generik dari
produsen, lalu diberi label merek sendiri.
White label: produk yang sama dijual ke banyak brand
Private label: eksklusif hanya untuk satu brand
Contoh nyata:
- Brand
skincare lokal memproduksi via manufaktur pihak ketiga di Bandung
Kelebihan:
- Biaya
produksi rendah
- Branding
fleksibel
Tantangan:
- Kontrol
kualitas terbatas
- Persaingan
harga ketat
7. Dropshipping dan Reseller
Model ini cocok untuk pemula yang ingin memulai bisnis e
commerce tanpa menyimpan stok. Dalam dropshipping, penjual hanya
meneruskan pesanan ke supplier. Reseller biasanya membeli stok kecil dan
menjual ulang.
Contoh platform:
- Evermos,
Dusdusan, Supplier.id
Kelebihan:
- Tanpa
modal besar
- Proses
mudah
Tantangan:
- Margin
kecil
- Sulit
kendalikan stok dan pengiriman
🌐 Pelajari lebih dalam
tentang peluang dan strategi seputar bisnis e commerce di Bisnisoo.com.
Tabel Perbandingan Model Bisnis E-Commerce
Model |
Target Pelanggan |
Contoh Lokal |
Modal Awal |
Tantangan |
B2B |
Bisnis |
Ralali |
Tinggi |
Siklus panjang |
B2C |
Konsumen akhir |
Tokopedia |
Sedang |
Persaingan tinggi |
C2C |
Individu |
OLX |
Rendah |
Minim jaminan |
C2B |
Perusahaan |
Sribulancer |
Rendah |
Kompetisi tinggi |
D2C |
Konsumen akhir |
Erigo |
Sedang |
Distribusi mandiri |
White Label |
Konsumen akhir |
Brand Skincare |
Sedang |
Kualitas & branding |
Dropshipping |
Konsumen akhir |
Evermos |
Sangat Rendah |
Margin dan stok |
Tips Memilih Model yang Tepat
- 🔎
Analisis produk: Apakah produk kamu cocok untuk direct selling atau
butuh partner bisnis?
- 💼
Modal: Jika kamu baru mulai, pertimbangkan dropshipping atau C2C.
- 📈
Visi jangka panjang: Ingin membangun brand? D2C atau private label
bisa jadi pilihan.
- 🛒
Platform: Tentukan apakah akan menggunakan marketplace, website
sendiri, atau media sosial.
FAQ Seputar Model Bisnis E-Commerce
Apa itu model bisnis e-commerce?
Model bisnis e-commerce adalah cara bisnis menjual produk/jasa secara online,
berdasarkan jenis pelaku dan transaksi.
Apa model bisnis e-commerce paling menguntungkan?
Tergantung skala dan target pasar. D2C memberi margin besar, tapi B2B punya
potensi volume besar.
Model apa yang cocok untuk pemula?
Dropshipping, reseller, atau C2C karena tidak membutuhkan banyak modal awal.