Di artikel ini, kita akan membahas 12 macam model bisnis, lengkap dengan penjelasan, contoh, serta tips praktis memilihnya. Jika kamu sedang mencari inspirasi untuk memulai atau mengembangkan bisnis, panduan ini akan sangat membantumu.
1. B2C (Business to Consumer)
Model B2C adalah yang paling umum. Bisnis menjual langsung
ke konsumen akhir. Contohnya seperti toko online, restoran, atau brand fashion.
- Contoh
nyata: Erigo memulai sebagai merek fashion lokal dan sukses menjangkau
pasar global melalui penjualan B2C via e-commerce.
2. B2B (Business to Business)
Dalam model B2B, produk atau jasa ditawarkan kepada bisnis
lain, bukan konsumen langsung.
- Contoh:
Perusahaan software akuntansi yang menjual lisensi ke kantor-kantor
akuntan atau UMKM.
3. C2C (Consumer to Consumer)
Model ini menghubungkan konsumen yang saling menjual atau
bertukar produk. Biasanya lewat platform pihak ketiga.
- Contoh:
Tokopedia dan OLX adalah wadah C2C paling populer di Indonesia.
4. Subscription Model
Konsumen membayar secara berkala untuk mengakses produk atau
layanan. Cocok untuk bisnis digital atau layanan berulang.
- Contoh: Netflix dan Canva menggunakan model ini dengan sangat efektif.
5. Freemium
Model ini memberikan versi gratis kepada pengguna, lalu
menawarkan fitur premium berbayar.
- Contoh:
Spotify gratis tapi dengan iklan; premium tanpa iklan dan fitur tambahan.
6. Marketplace
Platform mempertemukan penjual dan pembeli, dan mengambil
komisi dari setiap transaksi.
- Contoh:
Shopee, Tokopedia, Bukalapak.
7. Franchise
Model bisnis ini memungkinkan pihak lain menggunakan nama
dan sistem bisnis yang sudah terbukti, dengan membayar biaya tertentu.
- Contoh:
Indomaret, Kebab Baba Rafi, Rocket Chicken.
8. Razor and Blade
Produk utama dijual murah atau bahkan gratis, tapi konsumen
‘terikat’ membeli produk pendukung.
- Contoh:
Printer murah, tapi tinta printer mahal. Atau pisau cukur + refill blade.
9. Pay-as-You-Go
Konsumen hanya membayar sesuai penggunaan. Efisien untuk
layanan berbasis volume atau waktu.
- Contoh:
Layanan listrik prabayar, hosting cloud seperti AWS.
10. Licensing Model
Produk (biasanya teknologi, karya kreatif, atau software)
diberikan lisensi untuk digunakan pihak ketiga.
- Contoh:
Microsoft menjual lisensi Windows kepada pengguna individu dan perusahaan.
11. Affiliate Marketing
Model ini mengandalkan mitra (affiliate) untuk mempromosikan
produk, dan mitra mendapat komisi dari penjualan yang terjadi.
- Contoh:
Banyak pelaku bisnis
online menggunakan model ini untuk produk digital.
12. Dropshipping
Penjual tidak menyimpan stok barang. Pesanan dikirim
langsung oleh supplier ke pelanggan.
- Contoh: Banyak toko online di marketplace memulai dropship dari supplier lokal atau luar negeri.
Pengalaman Nyata: Belajar Memilih Model Bisnis yang Tepat
“Waktu saya mulai menjual kerajinan tangan secara online
pada 2018, saya memulainya dengan model bisnis B2C (Business to Consumer). Saat
itu saya memasarkan produk di Instagram dan marketplace. Namun setelah
berkembang, saya mulai bekerjasama dengan toko suvenir lokal dan beralih ke
model B2B. Proses peralihan model ini menantang, tapi memberikan margin yang
lebih stabil dan skala yang lebih luas. Pengalaman ini membuat saya sadar
pentingnya memilih model bisnis yang fleksibel terhadap perkembangan pasar.”
Tips Memilih Model Bisnis yang Cocok untuk Kamu
- Kenali
audiensmu: Apakah kamu menargetkan konsumen akhir atau perusahaan?
- Pahami
sumber daya: Apakah kamu punya modal besar, atau ingin minim biaya
seperti dropshipping?
- Sesuaikan
dengan produk: Software cocok dengan freemium atau subscription.
Makanan cepat saji cocok dengan franchise.
- Perhatikan
tren digital: Saat ini banyak model hybrid, misalnya subscription +
affiliate + B2C.
Kesalahan Umum Saat Menentukan Model Bisnis
- Memilih
hanya karena tren, bukan kebutuhan pasar.
- Meniru
model lain tanpa memahami kekuatannya sendiri.
- Mengganti
model terlalu sering tanpa evaluasi matang.
FAQ Seputar Model Bisnis
Apa perbedaan B2B dan B2C?
B2B menyasar bisnis lain, B2C menyasar konsumen akhir. Siklus penjualan B2B
cenderung lebih panjang.
Apakah dropshipping masih menguntungkan di 2025?
Ya, terutama untuk niche market, tapi persaingan ketat. Harus kuat di pemasaran
digital.
Bisakah satu bisnis punya lebih dari satu model?
Bisa. Banyak startup menggunakan kombinasi (misal freemium + subscription).
Penutup: Kuncinya Bukan Hanya Meniru, Tapi Memahami
Memilih model bisnis bukan sekadar mengikuti tren atau
meniru yang sudah sukses. Kuncinya adalah memahami karakter produkmu,
konsumenmu, dan keunggulan kompetitif yang kamu punya. Artikel ini hanyalah
peta awal — keputusan tetap harus disesuaikan dengan situasi lapangan dan
kemampuanmu.
Jika kamu ingin belajar lebih banyak seputar dunia bisnis, strategi digital, dan
studi kasus UMKM di Indonesia, kunjungi website Bisnisoo.com untuk
insight lengkap dan praktis.