vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

7 Model Bisnis E-Commerce dan Contoh Nyatanya yang Wajib Dipahami Pebisnis Digital 2025

Bisnisoo.comApa Itu Model Bisnis E-Commerce? Model bisnis e-commerce adalah cara sebuah bisnis menghasilkan uang dari aktivitas jual beli online. Dengan memilih model bisnis yang tepat, Anda bisa menargetkan pasar secara lebih spesifik, mengatur sistem operasional lebih efisien, dan tentunya meningkatkan potensi keuntungan.

E-commerce bukan hanya soal jualan online—tetapi soal bagaimana cara menjualnya: apakah langsung ke konsumen? Melalui platform pihak ketiga? Atau menjual layanan antar bisnis?

Dalam artikel ini, kita akan bahas 7 macam model bisnis e-commerce yang paling umum digunakan di Indonesia dan dunia, lengkap dengan contoh nyata dan tips memilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

sektor




1. B2B (Business to Business)

Model ini menghubungkan dua entitas bisnis. Transaksi biasanya dalam skala besar dan memiliki proses negosiasi harga.

Contoh nyata:

  • Moka POS menjual software kasir ke bisnis restoran.
  • Alibaba sebagai platform jual beli grosir antar perusahaan.

Kelebihan:

  • Nilai transaksi besar
  • Pelanggan lebih loyal

Kekurangan:

  • Siklus penjualan lebih panjang
  • Membutuhkan sistem manajemen lebih kompleks

2. B2C (Business to Consumer)

Model ini paling umum kita temui: bisnis menjual produk langsung ke konsumen akhir.

Contoh nyata:

  • Zalora menjual pakaian langsung ke pelanggan individu.
  • Situs DTC (direct-to-consumer) brand seperti Erigo, Scarlett, dan lain-lain.

Kenapa populer?

  • Bisa dikontrol penuh oleh pemilik brand
  • Fleksibel dalam pemasaran dan branding

Tips:
Jika Anda baru memulai, B2C cocok untuk Anda yang ingin membangun brand sendiri tanpa bergantung pada pihak ketiga.

sektor


3. C2C (Consumer to Consumer)

Model ini mempertemukan konsumen yang ingin menjual barang dengan konsumen lainnya.

Contoh:

  • OLX, Facebook Marketplace, Shopee (untuk penjual individu).

Kelebihan:

  • Mudah dimulai tanpa modal besar
  • Cocok untuk barang bekas, koleksi, atau handmade

Kekurangan:

  • Persaingan harga sangat ketat
  • Tidak selalu ada jaminan kualitas

4. C2B (Consumer to Business)

Model ini adalah kebalikan dari B2C: individu menawarkan produk/jasa ke perusahaan.

Contoh:

  • Freelancer yang menawarkan jasa desain ke perusahaan melalui platform seperti Fiverr atau Sribulancer.

Keunggulan:

  • Banyak diminati oleh profesional independen
  • Fleksibel dan scalable

5. O2O (Online to Offline)

Menghubungkan aktivitas online dengan transaksi offline. Konsumen mencari dan memesan secara online, tetapi transaksi final dilakukan offline.

Contoh:

  • Gojek, Tokopedia Pick Up Point, KlikIndomaret.

Mengapa penting?
Model ini menjembatani pelanggan yang masih menginginkan interaksi fisik atau pembayaran tunai.


6. B2A dan C2A (Business/Consumer to Administration)

Ini adalah model transaksi digital dengan pemerintah atau institusi publik.

Contoh:

  • Layanan BPJS online.
  • Pembayaran pajak kendaraan secara online.

Biasanya tidak umum untuk bisnis kecil, tapi penting untuk e-government dan integrasi layanan publik.

sektor

7. Hybrid Model

Beberapa perusahaan menggunakan kombinasi dua atau lebih model.

Contoh:

  • Tokopedia menggunakan B2C (untuk official store), C2C (untuk penjual individu), dan O2O (untuk layanan Pick Up Point).

Kenapa efektif?
Model ini fleksibel dan bisa menjangkau lebih banyak segmen pelanggan, namun membutuhkan tim yang solid dan sistem yang kuat.


Bagaimana Memilih Model Bisnis yang Tepat?

Sebagai seorang yang aktif membangun strategi bisnis e commerce sejak 2018, saya menemukan bahwa:

  • UMKM dengan produk unik cocok memulai dari C2C dan beralih ke B2C saat skala tumbuh.
  • Produk digital atau jasa bisa langsung ke model C2B atau freelance marketplace.
  • Retail besar cenderung cocok dengan model hybrid untuk menjangkau semua pasar.

Pertimbangkan juga:

  • Modal awal
  • Target pasar
  • Infrastruktur logistik
  • Kemampuan teknis

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Model Bisnis E-Commerce

1. Apa model bisnis e-commerce yang cocok untuk pemula?

C2C atau B2C di marketplace (seperti Shopee) adalah cara paling mudah dan murah untuk memulai.

2. Apakah satu bisnis bisa menggunakan lebih dari satu model?

Bisa. Banyak perusahaan besar menggunakan hybrid model untuk menjangkau lebih banyak pasar.

3. Bagaimana cara berpindah dari C2C ke B2C?

Mulailah dengan membangun website sendiri, optimalkan SEO, dan gunakan email marketing agar tidak tergantung marketplace.


Kesimpulan

Memahami macam-macam model bisnis e-commerce sangat penting dalam menentukan arah dan strategi bisnis Anda. Jangan terpaku hanya pada model yang umum—sesuaikan dengan produk, pasar, dan kemampuan operasional Anda.

Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang strategi membangun bisnis e commerce dari nol hingga menghasilkan, silakan kunjungi artikel lain kami di Bisnisoo.com.